Pages

Kamis, 02 Februari 2012

Unpredictable Boyfriend #Part1

LOCS.. Ories.. LOCS.. Ories.. Mungkin hanya hal itu yang ada dalam fikiran Rey. Mencoba untuk menimbang mana yang akan dia ambil, apakah Lord Of Child Senior atau San Diego Ruth Intern Senior. Memang dua sekolah itu memenuhi otaknya sejak dua bulan lalu. 'Gue baru empatbelas tahun! Kurang jelas? EMPAT BELAS TAHUN! dan gue udah SMA! SMA!'. Memang, gadis itu baru berumur empat belas tahun, karena kelas akselerasi itu membuatnya setahun lebih cepat menempuh SMP.
"Gue sih nggak masalah gue sekolah dimana dan kapan selesainya, tapi gue pening gara-gara gue musi sekolah dimana"
"Ambil aja yang kamu suka, Rey"
"Tetep aja aku bingung kak!"
"Aiko Kiareychima Akimoto, my japanese one. Mei, dimanapun kamu sekolah itu harus menuruti kata hati kamu. Kakak emang sekolah di LOCS tapi kamu bisa ambil sekolah di Ories. Grade nya lebih tinggi lho"
"Ntar Rey fikiri deh! Udah ya ngantuk! Mau tiiidurr!"
"Byee my little bear!"
Ixella Takeda Akimoto, sang kakak perempuan yang jail. mukanya mirip Erika Sawajiri. Cantik dan MENIPU! Tapi menurutnya Rey mirip sekali dengan Aelke Mariska, hanya saja pipinya terlalu menggembung seperti bakpao. Kali ini kepala Rey benar-benar pusing dan ia memutuskan untuk tidur. Semoga beban ini berkurang esok, apalagi kurang satu minggu lagi maka Atumn Holidaynya akan berakhir.

Pagi ini saat terbangun Rey kembali menatap pamflet SMA-SMA bergengsi itu.Akhirnya setelah menimbang-nimbang, Rey memutuskan untuk memilih Ories karena sejak awal dia benar-benar ingin memulai sesuatu yang beda. Rey langsung meminta mamanya untuk mengurus sisa administrasi sekolah hari ini. Matanya berubah haluan setelah masuk di pelataran Ories. Fantastis! Dilihatnya tujuh gedung berlantai empat dengan papan-papan nama "First Step Accelerate", "Indonesian Accelerate", "Science Accelerate", "Social Accelerate" dan "Math Accelerate". Sisanya hanya kelas-kelas reguler. Dilangkahkan kakinya mantap lalu menuju ke ruang sekretariat OSIS.
"Permisi kak" sapanya lembut.
"Iya Ndre ben.. Eh iya? AELKE MARISKA?!" kata seorang kakak OSIS cewek.
"Hah apa?" yang lain menyahut.
"Bukan, saya murid baru disini"
"Oh, maaf. Eh iya dek ada apa?" tanya kakak itu lagi.
"Kalau mau ngambil seragam dimana ya kak? Soalnya masih bingung"
"Dari sini lurus aja tempatnya ada di ujung koridor ini kok" katanya sambil menunjuk dengan tangan.
"Terima kasih"
Rey melangkah pergi, dilihatnya di sisi kanan seorang cewek memandangnya sinis. Wajahnya cantik, agak West tapi mukanya menegaskan dia tipe orang yang tak banyak omong. Dia terus saja melaju, menuju ke ruang yang dimaksud. Sesampainya disana ia hampir melotot melihat sesosok manusia yang mirip dengan............ Satoshi Tsumabuki! Dan dia adalah kakak kelas Rey sewaktu SMP yang juga membencinya.
"K.. Kak.. Mau a.. ambil.. seragam!"
"Lo lagi lo lagi! Nggak bosen ya nyampur sekolah bareng gue?"
"Udahlah seragam gue mana sih?"
"NIH!" katanya sembari melemparkan sekresek seragam SMA.
"Yang sopan dikitan Nic" seorang cowok mengambil tas itu.
Sekolah ini isinya aktor sama aktris Jepang semua apaya? Masa daritadi isinya muka-muka oriental semua?!Eh tapi gue juga sih... runtuknya dalam hati. Cowok itu lagi-lagi bermuka oriental, tapi lebih khas muka Indonesia. Mukanya boleh dibilang mirip Fendy Chow! Kali ini Rey tidak berkata-kata lagi, hatinya sudah dongkol dengan peristiwa tadi. Lalu ia pergi tanpa mengucapkan terima kasih.
----------------------------------------
Hari ini adalah hari terakhir Atumn Holiday. Sebenarnya sudah berakhir sejak empat hari lalu tapi Rey masih menganggapnya Atumn Holiday. Rey berencana akan pergi ke Mangga Dua Square untuk membeli beberapa novel romance. Ia benar-benar menggemari novel nuansa romance. Dan lagi, ia SELALU pergi dengan Shella.
"Ce, aku kesana ya? Mau nyari novel karyanya kak Esti Kinasih. Habisnya aku belum sempat beli"
"Iya mei, cece mau nyari headphone buat tablet cece. Yang kemarin rusak!"
"Rusak mulu! Yaudah deh"
"Bodo! Yaudah sana huss!"
Rey masih ngomel-ngomel tak jelas. Saat ia balik badan, ia menemukan cewek western yang ada di Ories kemarin. Bersama dengan Ichida Kenrico Mizushima. Ya, kakak kelas yang kelewat membencinya itu. Sementara cewek western itu seperti pacarnya karena ia menggaet satu lengan Nico.
"Lo lagi lo lagi lo lagi" kata Nico sambil menghitung dengan jari.
"Diem napa sih! Biasa aja kalo elo ngebenci guee!" kataku tak kalah jutek.
"Udah ah udah apaan sih! Aelke udah ya maafin si Nico, dia memang begitu. Udah ah yuk cabut duluan ya!"
"I.. Iya kak"
"Awas lo MOS besok!!" Nico mengacungkan telunjuknya dengan nada mengancam.
"Awasin aja gue enggak takut! Ntar gue bilangin kakak cantik disamping lo!"
"Dia kakak gue!"
Rey setengah menganga karena hampir tak percaya. Cewek itu kakaknya? Ha? Tapi mukanya lebih muda. Rey benar-benar muak dengan Nico. Apapun yang dia lakukan sejak di SMP. SEMUA! Karena dulu hanya Nico dan mantan pacarnya Aliya yang membuat seantero sekolah membencinya semasa SMP.
---------------------------------
MOS tiba. Semalam Rey takbisa tidur karena memikirkan ucapan Nico kemarin. Ia tau apapun akan dilakukan Nico untuk membuatnya jera. Tapi sudahlah ini konsekuensi di Ories. Rey melangkah agak gontai saat sampai di halaman Ories. Dia melangkahkan kaki menuju ke kelas 10.Acc7. Disana seisi kelas hampir penuh karena Rey sengaja berangkat telat.
"Hai, little princess" sapa cowok kemarin. Rey tidak tahu bahwa cowok itu menjadi kakak MOS kelasnya.
"Hallo"
"Nggak nyangka kita ketemu lagi ya!"
"Hmm, iya"
"Aku Deanjima Hyakkimaru. Kalo lo? siapa?"
"Aiko Kiareychima Achimoto. Nama lo unik Ka..."
"Dean aja"
"Oke.. Panggil aku Rey"
Rey beruntung bertemu Dean dan berteman dengannya. Tak lama kemudian Nico masuk dan menyapu pandangannya seisi kelas. Ia terlihat cool dengan jas OSIS yang dilipat sampai ke siku dan tatanan rambut ala Boy William membuatnya semakin 'KERE-N'! Tiba-tiba sesuatu terasa luruh dari dalam hati Rey. MOS pun dimulai.
"OK, lo lo semua, DUDUK! Gue mau tanya sama satu cewek disini. AIKODOK!" ucap Nico sengit, matanya menyipit mengarah kepada Rey.
"Berhenti panggil gue kayagitu!"
"Tadi pagi, lo berduaan sama Dean, NGAPAIN?" tanyanya sambil menunjuk Dean dan menatapnya dengan raut muka marah.
"Lo mau nge-MOSin anak-anak apa gue doang sih, KAK?" kata Rey dengan nada SUPERLUNAK. Kurang jelas? SUPERLUNAK! Jujur Rey takut menatapnya yang DINGIN!
"Kali ini khusus ELO!", katanya dengan tetap membentak.
"Ki.. Kita kenalan aja kok.. Soalnya kemarin belum sempat tanya na.."
"IZIN GUE DULU! LO HARUS DIBAWAH PENGAWASAN GUE ATAU LO GAK AKAN TENANG SEKOLAH DISINI!"
Dean hanya terdiam dan memilih untuk tak ikut campur. Ia sepertinya ogah bermasalah dengan Nico, tapi akhirnya disamperin juga tuh cowok muka oriental-sama sih.
"Udah kek Nic. Lo marah? Apa salah dia?"
"Waktu SMP dia bener-bener nyebelin tau gak!"
"SMP beda sama SMA Nic. Udah"
"Ma..af.." Rey terbata. Ia mencegah agar bulir-bulir bening itu tak jatuh dari pelupuk matanya.
Seisi kelas terbengong-bengong dengan apa yang terjadi. Chintya yang duduk disamping Rey cuma bisa geleng-geleng kepala. Sementara sahabatnya, Felly hanya bisa terdiam. Semua mempertanyakan apa motif Nico mengolok-oloknya seperti tadi.

Nico seperti tidak membiarkan Rey pergi. Di kantin pun Rey diikuti, sampai ke kamar mandipun Rey masih saja dibuntuti - Nico hanya menunggu di ambang pintu. Persis seperti detektif. Bahkan Rey menjadi tontonan banyak pasang mata. Ada yang berbisik-bisik, ada yang menyindir bahkan sesekali menjegal kakinya. Tapi Nico dengan muka datar tetap meneruskan menguntit cewek mungil itu - 165 cm mungil (?). Saat mereka sampai di kelas, tak ada seorangpun disana. Nico merapatkan diri pada cewek didepannya.
"LO TUH NGAPAIN SIH NGIKUTIN GUE!" kata Rey dengan nada supertinggi.
Nico memegang dagu dan pipi Rey dengan satu tangan, mencengkeramnya erat. Satu tangan lainnya digunakan untuk menahan tubuh Rey agar tidak kabur.
"POKOKNYA LO HARUS ADA DIBAWAH NAUNGAN GUE, KARENA GUE AKAN HANCURIN LO PERLAHAN! GUE UDAH BENCI SAMA LO DARIDULU! LO TAU KESALAHAN TERBESAR LO APA? LO TAU? LO... UDAH NGEBUAT..."
"Eh maaf kak, saya nggak ngerti" kata Chintya. Melihat Rey menangis, ia hanya bisa menatapnya nanar.
"KELUAR LO! TUTUP PINTUNYA!"
"Gue nggak ngerti gue salah apa!"
"Salah lo, lo udah bikin adek gue NYARIS MATI! DAN SEKARANG DIA MASUK KE RUMAH SAKIT JIWA"
"Ma.. Maksud lo?"
"Lo udah bikin gue kehilangan Xian yang dulu! CEWEK GAK GUNA LO!"
"Gi.. Gimana bis.. bisa? Ya ampun.. Gu.. Gue nggak tau"
"Xian itu adik gue, KANDUNG! Tapi karena bokap nyokap gue cerai, akhirnya gue nggakpernah ketemu dia. Dan sekarang, karena ELO TOLAK, DIA PULANG BAWA MOTOR KEBUT-KEBUTAN DAN BESOKNYA DOKTER BILANG DIA GILA!"
"Jadi.. itu yang ngebikin lo pindah ke SMP gue dan buat semua orang benci gue? Jadi lo nyebarin berita kalau gue penyebab semuanya? Lo salah! Gue nggak nyangka akan separah itu.." Rey limbung. Nico menahannya dengan satu kaki sementara kaki lainnya menginjak tanah. Tangannya melingkar menahan tubuh cewek itu. Dan hatinya sejenak luruh. Ia menikmati saat-saat Rey limbung dengan keadaan sembap begini. Kedua ujung bibirnya terangkat. Tapi buru-buru ia menghapusnya.

Luar kelas mereka sudah ramai dengan siswa-siswi yang penasaran dengan apa yang terjadi. Dean yang melihat hal itu hanya bisa terdiam. Ingin ia menolong Rey tapi karena panggilan Bu Elma ia jadi tak bisa menolong Rey. Nico terus memandang wajah Rey, tapi ia tak mengerti kenapa semua beda. Di UKS pun Rey masih pingsan. Nico hanya memandangnya. Ada hasrat dalam dirinya untuk menyibakkan rambut yang tergerai di atas muka Rey, tapi Dean keburu muncul.
"Dia nggakpapa kan?"
"Oh, nggak"
"Kenapa bisa gitu?"
"Gue takutin sama cicak"
"Elo tega. Tu cewek lo habisin melulu!"
"Udahlah sob biarin"
"Yaudah gue tinggal dulu ya. Ada bimbingan buat Kempo besok"
Dean berlalu lagi, rasanya sudah cukup untuk sejenak memandang raut wajah imut Rey. Nico sekali lagi memandang wajah itu. Dan saat Dean pergi, Nico mengecup pipi kiri Rey. Sesudahnya ia merasa baru dirasuki nyawa. 'Tadi gue ngapain?' gumamnya.'Tapi Rey, Sory gue bakalan bikin lo nangis. Gue akan bikin lo sakit hati untuk ngebales Xian, tapi gue kayanya gabakal bisa jahat sama lo' rutuknya. Nico akhirnya meninggalkan ruangan itu. Sedetik kemudian Rey terbangun. Pipinya memerah karena baru saja mendapat sweet-kiss oleh orang yang dia benci. Tapi apa artinya?...

-------------------------------------------------------------------------
#Wish1 : Gue pengen ketemu Xian dan jelasin semuanya biar Nico nggak marah - Rey
Guys, Wait on the next story.. :)

0 komentar:

Posting Komentar

See You Soon! Keep Read, Enjoy and Love!