Pages

Jumat, 23 Maret 2012

Unpredictable Boyfriend - Shiarrone #Part 4

Sampai di kamar Rey, dokter datang dan memeriksa luka Nico. Hanya luka luar. Shella menghembuskan nafas, lega. Ia menghampiri Rey yang masih saja menangis sambil menggenggam tangan Nico yang belum sadar sejak tadi. Shella tau penyebab Rey jadi seperti itu. Ia maklum. Hati Rey masih terguncang. Untung mama papa Rey sedang di Singapore untuk keperluan bisnis. Jadi Rey tak perlu di interogasi.
“Rey, untung kamu nggak membunuh Nico!” 
“Aku nggak pernah berniat membunuhnya, Ce! Aku benar-benar nggak ngerti harus ngapain. Emosi aku udah tertahan sedari tadi aku di RSJ Xian” bulir bulir bening itu tetap mengalir. 
“Ja... Jadi tadi kamu ke tempat Xian?” 
“Ya. Ken yang menyuruhku” 
“Rey, kalau Cece boleh saran kamu harus perlahan move on dari Xian. Kamu dan Xian...” 
“Nggak mungkin bersatu. Rey tahu itu, Ce! Rey pengen move on tapi susah!” ucapnya sambil terus menangis.Tiba-tiba tangan Nico menggenggam tangannya lebih erat. 
Move on, nggak cukup sehari, Sayang. Perlahan kamu lupakan masa lalu itu dari mulai hal kecil. Semua akan berlalu begitu saja”“Aku tahu”“Kakak tinggal dulu ya?”“Hm!”
Shella meninggalkan Rey sendirian disana. Memori itu kembali mengusik benteng yang selama ini dibangun Rey dengan bersusah payah. Rey menyentuh ponsel Nico. Ia terpana saat melihat wallpaper ponsel itu. Wallpaper itu menampakkan wajahnya yang masih pucat dengan alat bantuan pernafasan saat di rumah sakit setelah insiden MOS kemarin.Dan yang paling membuatnya terpana adalah... ada Nico menempelkan kepalanya di sisi kanan kepala Rey. Dibalik senyumnya itu ada seberkas cairan bening menempel di pipinya yang terkena LED camera ponsel... Nico menangis?!

Setelah melihat wallpaper itu tak sengaja Rey membuka BBM Nico. Ia lebih kaget mendapati display picture yang sama dengan wallpaper Nico. Bahkan di Personal Message Nico tertulis “Shit. Miss u already, Aiko!”. What the...?! batin Aiko. Darahnya berdesir, segenap luapan emosinya hilang seketika.
“Kenapa lo make foto gue dimana mana?” katanya sambil terus menggenggam erat tangan dingin Nico. 
“Kalo gitu, gue foto elo ya? Tapii, boleh dong gue balas dendam?”Rey mengambil iPhone nya. Ia berada pada sisi kanan bed itu dan... one kiss is arrived on his cheeck. Rey memotret itu. 
“Maaf sekaligus makasih. Salah sendiri kamu dulu cium cium aku! Aku tidur duluan ya, udah jam dua. Karena besok hari libur, kamu tidur sampe siang nggakpapa kok! Dah Ken!” katanya sambil menata selimut Nico. Ia tidur di kamar Shella.
Rey sama sekali tidak tahu, sejak lima belas menit yang lalu sebenarnya Nico sudah terbangun. Tapi ia tak sempat mengubah wallpaper ponselnya yang keburu di check oleh tangan jail Rey. Nico hanya tersenyum saat mengusap pipi kanannya. Apa bisa gue permainkan perasaan elo?

----------------------------------
Hari ini adalah hari dimana Rey dan Xian akan bertemu dengan produser dan label musik yang akan menangani debut mini album mereka. Ya, Xian dan Rey adalah duo yang hebat dalam hal musik. Benar-benar hebat. Posisi Rey sebagai guitarist dan posisi Xian sebagai pianis-mereka juga merangkap sebagai vocal- menguatkan duo itu. Lagu pertama mereka adalah hasil recycle yang dibawakan secara classic. Ya, lagu milik Padi – Menanti Sebuah Jawaban.
“Kiaaa.. enaknya duo kita dinamain apa ya?”
“Apa dong Xian? Rey kan nggak ngerti! Xian aja yang nentuin, nanti Rey ikuut!” 
“Hahaha.. Aku namain Shiarrone aja gimana?” 
“Artinya besok ya?” 
“Hm okeh!”
Rey dan Xian begitu bahagia. Mereka sudah bertemu dengan label musik dan produser itu. Mereka akan debut tiga minggu lagi. Hal yang sangat menyenangkan, bukan?

Xian menerima telfon dari seseorang sehingga ia menjauh dari Rey. Sebenarnya Rey ingin tahu tapi Xian mencegahnya.
“Hai, brengsek! Ya gue tau lo mau taruhan ini tetep jalan.Gue nggak yakin lo suka, lagian dia juga belum tentu mau sama lo. Udahlah alyssa itu masa lalu. Sekarang gue akan menang! Ya! Gue akan menang!”
Xian memasukkan ponsel itu ke saku celananya lagi. Rey menatapnya dengan tatapan menyelidik. Tapi senyum Xian selalu mematahkan keingintahuan Rey yang besar.
“Telfon dari siapa? Kayanya serius banget?” 
“Nggak penting kok, Kiaaa!” balas Xian sambil mencubit sebelah pipi Rey. 
“Awas aja kalo kamu bohong. Saakit ih pipi akuu!” 
“Hahahahahaha”
Xian tak sabar mengatakan itu, hatinya sudah memaksa tapi otaknya meminta besok. Besok. Besok saja. Ya, besok saja. Besok adalah hari yang sempurna karena lusa Nico akan datang!

Xian resah, sangat resah. Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi tapi matanya masih belum mau berhenti melihat dunia. Mendadak ia takut, takut kalah taruhan dan Kia-nya akan menjadi milik saudaranya sendiri. Bukan maksud Xian jahat, tapi ia akan membuktikan pada Nico bahwa ia mampu mendapatkan cewek yang “lebih” dari Alyssa! Hari ini Xian mengajak Kia janjian di Amoura Caff café tempat mereka biasa nongkrong.
“Hai Kiaaa” 
“Halo Xian. Tumben rapi banget. Kaya Sung Ha Jung aja! Hahahahaha!” 
“Kiaaaa…” 
“Hm?” 
“Aku.. Akuu..” 
Deg. 
“Aku suka sama kamu udah dari dulu. Kamu mau nggak jadi pacar aku?” 
Dagdigdug. 
“Xiaan, Kia sama Xian kan masih kecil. Kita masih kelas 8. Nggak boleh pacaran. Mungkin Xian udah tapi Kia belom. Xian mau, nunggu Kia sampai SMA? Kata mama, Kia boleh pacaran kelas 11” 
“Tap.. Tapi.. Kia kamu nggak ngerti..” 
“Ini nggak akan merubah semua kok, Xian” 
“Oh ya, artinya Shiarrone itu Xian Rey will be One”
Tanpa banyak bicara Xian langsung meninggalkan Kia sendirian. Kia hanya terpaku. Dengan motor maticnya Xian mengebut jadi-jadian. Tak disadarinya sebuah mobil sedan menabraknya dari belakang. Dirinya limbung dan semuanya gelap. Empat jam kemudian, Kia menerima kabar bahwa Xian kecelakaan dan mengalami gangguan mental karena stress memikirkan sesuatu. Kia berteriak sejadi-jadinya. Sekeras kerasnya. Shella dan mamanya hanya bias terdiam. Sejenak ia teringat debut itu, dan jabatannya sebagai guitarist. Aku HARUS tinggalkan ini! HARUS!
-------------------------------------
Rey terbangun saat waktu sudah menunjukkan pukul tujuh. Ia melihat Shella masih tertidur pulas, mungkin kecapekan. Setelah mandi dan menyisir rambutnya, fikirannya langsung tertuju pada Nico. Terdengar dentingan piano dan suara Nico yang sedang menyanyi.
“Never mind ill find someone like you. I wish nothing but the best for you too. Don’t forget me Im faith I remember you said. Sometimes it last still love but sometimes it hurt instead.” 
“Ken udah baikan? Gue takut” Rey mengagetkan Nico. 
“Lo khawatir ya sama gue, sampe semalem cium cium gue segala?” 
“Hah? Apaan sih? Kok lo tau? Lagian kan dulu lo pernah cium gue waktu di UKS!” kata Rey tersipu sipu.Nico menghampirinya dan memeluk tubuh mungil itu. 
“Maafin gue ya..” 
“Lo kenapa jadi mellow gini sih?” 
“Penting buat gue jawab?”
Rey tidak menjawab.Sekejap rasa hangat menjalar ke seluruh tubuhnya. Dalam hati ia tersenyum. Ken tidak apa apa. Dari pintu kamarnya, Shella mengintip sambil cekikikan. Ia jadi teringat saat ia dan Willie jadian. Seperti itulah.
“Rey, nyanyi bareng yuk. Gue yang main piano” 
“Nyanyi apa?” 
“Mmm…” 
“Gini aja, nyanyi lagunya Avril Lavigne yang Remember When aja gimana?” 
“Oke!” 
“Kakak siapin sarapan dulu yaaa.. EHM!” Shella menyahut sambil terus cekikikan. 
“IYAAAA!” jawab Rey dan Nico kompak. 
“Eh bentar, kamu udah ngabari orang tua belum?” 
“Mereka udah aku bilangin kok, mereka lagi di Aussie” 
“Oh”
Mereka mulai menyanyi. Suara mereka bersahutan, namun benar-benar selaras. Dengan piano yang difungsikan double player, mereka mulai menyelesaikan lagu itu. Shella tersenyum penuh arti. Setelah mereka menyanyi, Nico mendadak menerima SMS dari nomor pribadi. “JANGAN PERNAH LO SAKITI CEWEK GUE, SEKALIPUN GUE UDAH DI ALAM YANG BEDA SAMA ELO BERDUA! GUE TAU LO MULAI SAYANG SAMA DIA! JANGAN SIA SIA KAN KIA GUE!” Apa? Xian “kembali”? Tubuh Nico bergetar hebat, wajahnya pucat dan dirinya berkeringat dingin. Jadi, apa Xian kembali?                               
--------------------------------------------------------------------------
#Wish5 : Melupakan Xian, lebih dekat sama Ken - Rey
#Wish6 : Semoga Rey tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi - Nico

So? Whats Next? :)

0 komentar:

Posting Komentar

See You Soon! Keep Read, Enjoy and Love!