Pages

Minggu, 10 Juni 2012

Unknown Feelings (Two Shoot)

Author : Elfrida Aiko
Maincasts : Greathens Aiko (Grea)
                     : Henry Lau (Henry)
                     : Christian Sanu (Christ)
Subcasts     : Iruna (Nana)
                     : Jenne
                     : Robert
                     : e.t.c.
Rating : 13+
Summary : This is pure made by my self. Sorry if this wasnt perfect. Got it?

-start-
Author POV
Grea masih menahan amarahnya. Mukanya merah padam. Kejadian hari ini mengingatkan Grea pada kejadian tujuh tahun lalu. Ditamparnya muka cowok yang sudah tertawa itu.
“Jangan harap... aku memaafkanmu lagi besok” 
“Terserah. Nyatanya kau kalah lagi denganku. Lebah bbabo!” 
“Cih, katak bbabo!” gadis itu kemudian menangis, memalingkan mukanya dan pergi meninggalkan Henry. Sang rival dan musuh terbesar dalam hidupnya...

Grea POV
            Aku menuju ke rumah Christ Oppa yang tidak begitu jauh dari kampus dengan mengemudikan Hyundai hitam kesayanganku. Sedikit kuceritakan, Christ adalah pacarku sejak satu tahun lalu dan dua bulan lalu ia divonis menderita kanker hati. Tapi hal itu tak mengurangi rasa cintaku padanya.
“Oppaaa!!” aku menghambur di pelukannya begitu ia membukakan pintu. 
“Nee.. Oppa disini”
Matanya masih sayu dan wajah tampan itu semakin pucat. Kadang aku merasa kasihan padanya. Tuhan mengapa Kau tidak adil? T_T Matanya yang teduh memancarkan ketenangan yang tak Grea peroleh dari siapapun. Ia tak bisa membayangkan jika Christ harus pergi meninggalkannya suatu hari... Jika ia boleh berharap, sembuhkan Christ saat ini juga...

Henry POV
            Appa memanggilku dari ruang kerjanya padahal saat itu aku sedang bernyanyi bersama adikku, Yeona. Yeona mengangkat bahunya, memberikan isyarat agar aku segera pergi ke ruang kerjanya. Aku meninggalkan Yeona yang masih duduk di balkon sambil tersenyum memandangku.
“Ada apa, Appa?” tanyaku to the point. 
“Duduklah, Henry. Appa ingin memberitahu mu sesuatu...” 
“Ne. Apa itu, Appa?” 
“Appa akan menjodohkanmu dengan anak dari kolega Appa. Tapi Appa belum memberitahunya. Bagaimana? Kau setuju?” 
“HAH?! Appa bercanda? Aku sudah mempunyai pacar Appa” kataku saking shocknya. 
“Bawalah pacarmu kemari besok lusa” tiba-tiba Eomma dan Yeona masuk. 
“Ah, kalian menyuruhku menikah, ne?” 
“Ah, Koko kalau belum punya pacar bilang saja. Lagipula anak kolega Appa cantik sekali. Namanya Athe” 
“Aku tidak tertarik. Baiklah akan kubawa dia kemari besok lusa. Tapi ada apa kalian menyuruhku menikah segera?" 
“Kau akan segera jadi penerus Appa, Tuan Lau”
Mereka tersenyum. Benar-benar tersenyum dengan ekspresi yang tidak aku mengerti. Sekejap rasa sakit itu kembali... Nana! Kemana dia?!Kenapa belum kembali sejak sepuluh tahun yang lalu?!

-flashback-
“Aku akan kembali, Lau”
“Aku percaya padamu. Tapi kapan?”
“Dalam bulan Juni, sepuluh tahun lagi”
Langkah kakinya menjauh, semakin menjauh.... Aku tidak mengerti tapi air mata ini terus menetes dariku yang masih berusia sebelas tahun. Cinta pertamaku... hilang!
-end-

Aku masih terdiam di tempat itu, terdiam dengan segala kebisuan dan kesakitan yang kurasakan atas cinta pertamaku. Setelah Nana pergi, tak ada lagi yang mengisi hariku sebagai orang yang kucintai. Hanya orang yang kubenci. Dialah Grea...

-flashback-
“Dasar kau jelek! Gendut! Pendek! Cupu pula!”
“Kau playboy! Sudah berapa gadis yang kau cium huh?!”
Chuu~aku menciumnya. Dia terbelalak dan melebarkan matanya. Anehnya dia tak melepasnya. Bagaimana mau melepasnya, tubuhnya saja kutahan dengan tanganku HAHA!
“Kau jahat sekaliii!!!!!” bentaknya setelah aku melepaskannya. Ia lalu menangis dan pergi entah kemana. Kemanaa kemanaa keemaaanaaaa~~
“Hahahahaha. Kurasa sekarang kaulah rivalku”
-end-

Tunggu, kenapa aku tak meminta bantuannya saja?! Sambil menunggu Nana. Aku yakin ia akan kembali, segera!!

Author POV
Henry berlari mencari gadis yang sudah berbeda jauh setelah tujuh tahun lalu itu. Tubuhnya makin kurus dan wajah cantiknya semakin terpancar. Tapi Henry sama sekali tidak terpengaruh pada Grea.
“Haloo, lebah bbabo!” 
“...” 
“Kenapa kau diam? Takut, huh? Tenanglah aku tak akan menciummu. Aku hanya ingin meminta bantuanmu” 
“..." 
“YA! Bicaralaahh” 
“Apa?” jawabnya dingin.
Henry membisikkan sesuatu.
“MWO?! KAU GILA?!” itu lebih terlihat seperti bentakan daripada shock-__- 
“Ish shhtt.. Kita dilihatin satu kelas!” 
“Otakmu sudah sinting! Banyak gadis cantik disini tapi kau memilihku!” 
“Ayolaah!” 
“Tidak!” 
“IYAA!” 
“TI~” 
Chuu~ 
“YAK KENAPA KAU SELA~” 
Chuuu~ 
“Baik baik aku akan melakukannya tapi izinlah dulu pada Christ Oppa”
Henry segera menelfon Christ saat itu juga. Parahnya, Christ menyetujui rencana Henry. Baiklah, itu memang menyakitkan bagi Grea. Intinya, besok dia akan langsung bertemu dengan orang tua Henry...

Henry POV
Aku menjemput Grea di rumahnya. Rumah itu tak banyak berubah sejak tujuh tahun lalu. Grea keluar dengan minidress bunga-bunga yang dipadu dengan blazer putih. Aku sempat terpesona dengannya. Tapi dasar Grea, mengapa rambutnya dikuncir ekor sapi? -_-
“YAK! RAMBUTMU!” spontan aku menarik kuciran itu. Aku sempat terpesona saat rambut itu tergerai. Kaya figuran iklan shampoo~ 
“Kenapa kau menariknya? Ish menyusahkan saja” 
“Kau... cantik” YAK! AKU BILANG APA BARUSAN? 
“Hah? Aku bodoh?” 
“Tidak. Kau terlihat agak sedikit lebih ‘bersinar”
Ia hanya tersenyum simpul sambil kembali menatap depan. Aku segera memacu mobilku kembali ke rumah. Appa dan Eomma sudah menunggu di teras saat kami sampai. Ada Yeona juga disana.

Aku mendadak salting saat menggandeng tangannya. Bagaimana tidak, terakhir tangan yang kugandeng adalah tangan Yeona, adikku sendiri. Aku melangkah mantap menuju ke teras rumah dengan Grea disampingku.
“Ini Ma, Pa. Pacar aku, Grea” 
“Ohh.. Iyaa.. Bukannya ini yang dulu tetangga kita itu?” tanya Appa. 
“Halo Tante, Om. Eh iya dulu rumah saya di deket sini” 
“Nggak nyangka ya, jodoh” ucap Eommaku. Dalam hati aku mencibir ‘Cih otak gue udah ketuker sama otak sapi kali kalo bisa bener sama dia’
Tiba-tiba Eomma dan Appa berbisik. Entah apa maksudnya.
“Sudah berapa lama pacaran?” 
“Sekitar delapan bulan, tante”
Dan begitulah yang mereka tanyakan. Itu lagi itu lagi. Aku hanya nyengir kuda saat disenggol masalah itu. Aku lebih memilih melanjutkan main game di iPhone ku daripada duduk disini. Membuatku bosan. Hey Nana.. Kapan pulaangg?!

Author POV
Setelah Appa dan Eomma selesai ‘menginterogasi’ Grea, aku mengantarnya pulang. Sepanjang perjalanan aku tidak luput (?) untuk menggodanya..
“Ingaat, dua bulan lagi kita bertunangan. Lalu menikah” 
“Mimpilah kau. Aku tidak menyukaimu” 
“Dan kau harus tahu kalau aku masih menunggu Nana!!!” 
“Cish, aku tau itu. Kau sudah bercerita bahwa dalam bulan ini Nana akan kembali!”
Tiba-tiba ponselku berdering... dan! Gotcha! SMS dari... IRUNAAA!!!

From : Iruna
Henry^^ apa kabarmu huh? Aku menunggumu di Tera Cafe. Datanglah sekarang! Ppaliwo!

“Nana...” tanpa sadar Henry mendesis. Grea yang ‘tau diri’ segera membuka pintu mobil itu. 
“Kau... mau kemana?” Henry menahan tangannya. 
“Pergilah. Temui Nana. Ia akan menunggumu lebih lama”
Henry sempat berfikir sejenak lalu melepaskan genggaman itu. Walau agak enggan akhirnya ia tetap melaju menemui Nana.Nanaaaa... finally I can meet you again! :D
-----------------------------------------
Tunggu buat part 2 nya yaa!! :D

0 komentar:

Posting Komentar

See You Soon! Keep Read, Enjoy and Love!